KOMPONEN DI
DALAM HUTAN BAKAU/ MANGROVE (HEWAN)
Jenis Organisme Pada Rantai Makanan Ekosistem
Mangrove Di Wilayah Pesisir Pelabuhan Ratu
Beberapa fauna khas mangrove antara lain sebagai
berikut :
Ikan Glodok atau Mudskipper bernama ilmiah
Periophthalmus sp sering juga di sebut Timpakul
khususnya oleh kalangan masyarakat Banjar. Ikan ini tergolong ikan yang
bisa hidup di air dan di permukaan, dia bisa hidup di dalam lumpur atau di luar
air. Bahkan sebagian besar hidupnya di habiskan di darat (dipesisir atau di
bawah hutan mangrove). Ikan "Timpakul" berjalan didarat menggunakan
sirip pectoral yang lebih sering digunakan untuk berjalan dari pada berenang.
Katuyung merupakan salah satu mollusca yang sangat sering di temukan di daerah
mangrove, bentuknya seperti siput, hanya saja ukurannya relatif lebih kecil dan
bentuk cangkang nya seperti sekrup. Penduduk lokal sering memanfaatkannya
sebagai lauk makan, cara mengolahnya tidak berbeda jauh seperti mengolah
"haliling". Hewan ini termasuk phyllum mollusca kelas gastropoda.
Sebenarnya masih banyak hewan lain tapi belum
begitu familiar, karena sebagian besar memang jarang di angkat sebagai
contoh-contoh hewan khas ekosistem hutan mangrove katakan lah seperti Cypraea
caurica, Turbo argyrostoma, Terebralia sulcata, Chiromanthes bidens (Kepiting),
Littoraria melanostoma, Cerithidea rhizophorarum, Cerithidea cingulata
(Katuyung), dan banyak lagi terutama dari
kelompok mollusca kelas Bivalvia. Selain yang hidup di dasar hutan, ada pula
jenis-jenis hewan mulai dari serangga, burung, hingga primata seperti kera dan
lutung.
Adanya sistem akar yang padat, menyebabkan sedimen,
yang mengandung unsur hara, terperangkap. Selain itu model perakaran ini juga
menyebabkan gerakan air yang minimal pada ekosistem ini. Sehingga hewan
pengurai (detritivor) memiliki aktivitas tinggi dengan jumlah yang banyak pada
ekosistem ini. Detritus yang dimaksud disini adalah bakteri patogen
seperti Shigella,
Aeromonas dan Vibrio dimana bakteri ini dapat bertahan pada air mangrove walaupun tercemar bahan kimia berbahaya . Selain itu, terdapat mikroorganisme lain yang dapat menguraikan molekul organik pada ekosistem mangrove. Mikroorganisme itu adalah fitoplankton dan zooplankton, dengan penjelasan sebagai berikut :
Aeromonas dan Vibrio dimana bakteri ini dapat bertahan pada air mangrove walaupun tercemar bahan kimia berbahaya . Selain itu, terdapat mikroorganisme lain yang dapat menguraikan molekul organik pada ekosistem mangrove. Mikroorganisme itu adalah fitoplankton dan zooplankton, dengan penjelasan sebagai berikut :
- Fitoplankton
adalah dari kelas Chlophyceae (alga
hijau) dan Chrysophyceae (alga hijau kuning) yang termasuk didalamnya
adalah diatom. Nybaken (1992) menyatakan jenis-jenis tumbuhan laut
mikroskopis yang yang berlimpah diatas dataran berlumpur, adalah diatom. Dari
hasil penelitian di ekosistem mangrove perairan Teluk Gilimanuk, Taman
Nasional, Bali Barat pada bulan Maret 2006 tercatat komposisi marga
fitoplankton di berjumlah 13 marga, yang terdiri dari 10 marga diatom dan 3
marga dinoflagellata, yang komposisinya didominasi oleh marga diatom (Thoha.
2007). Salah satu jenis alga hijau kuning adalah Chyanobacterium. Alga
ini bersifat anoksik dan juga banyak melimpah di perairan. Romimohtaro dan
Juwana (1999) menyatakan oleh kelimpahan organisme jenis ini karena adanya
kandungan unsur hara yang berlebih. Dan ini sangat sesuai dengan kondisi
ekosistem mangrove yang kaya unsur hara dan kecendrungan kandungan oksigen
terlarut yang rendah.
- Zooplankton.
Fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Nybaken (1992)
menyatakan pada estuaria, sekitar 50-60 % persen produksi bersih fitoplankton
dimakan oleh zooplankton. Pada dasarnya hampir semua fauna akuatik muda yang
terdapat pada ekosistem mangrove, dikategorikan sebagai zooplankton, (Setyawan
dkk, 2002). Usia muda dari fauna akuatik (larva) sebagian besar berada di
ekosistem mangrove. Dan larva dikategorikan sebagai zooplankton, karena
termasuk fauna yang pergerakannya masih dipengaruhi oleh pergerakan air, sebagaimana
pengertian dari plankton itu sendiri. Oleh karena itu juga Thoha (2007)
mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur ikan, dan larva ikan kedalam
zooplankton. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa zooplankton dari
Filum Protozoa, memakan bakteri dan fungi yang terdapat pada ekosistem
mangrove. Selain itu taksa zooplankton yang sering dan banyak terdapat
pada ekosistem mangrove adalah Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri,
kembung, lemuru, tembang dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa
Copepoda dan larva Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara
pada ekosistem mangrove, yang cenderung hidup bergerombol dikarenakan kaitannya
yang erat dengan adanya mangsa pangan pada ekosistem itu sendiri.
*FAUNA MANGROVE
Fauna yang terdapat di
ekosistem mangrove merupakan perpaduan antara fauna ekosistem terestrial,
peralihan dan perairan. Fauna terestrial kebanyakan hidup di pohon mangrove
sedangkan fauna peralihan dan perairan hidup di batang, akar mangrove dan kolom
air. Beberapa fauna yang umum dijumpai di ekosistem mangrove dijelaskan sebagai
berikut:
- Ikan
Ikan di daerah hutan
mangrove cukup beragam yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
- Ikan penetap sejati, yaitu ikan yang seluruh siklus hidupnya dijalankan di daerah hutan mangrove seperti ikan Gelodok (Periopthalmus sp).
- Ikan penetap sementara, yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama periode anakan, tetapi pada saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove, seperti ikan belanak (Mugilidae), ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan, Lontong (Gerreidae).
- Ikan pengunjung pada periode pasang, yaitu ikan yang berkunjung ke hutan mangrove pada saat air pasang untuk mencari makan, contohnya ikan Kekemek, Gelama, Krot (Scianidae), ikan Barakuda, Alu-alu, Tancak (Sphyraenidae), dan ikan-ikan dari familia Exocietidae serta Carangidae.
- Ikan pengunjung musiman. Ikan-ikan yang termasuk dalam kelompok ini menggunakan hutan mangrove sebagai tempat asuhan atau untuk memijah serta tempat perlindungan musiman dari predator.
2. Crustacea dan Moluska
Berbagai
jenis fauna yang relatif kecil dan tergolong dalam invertebrata, seperti udang
dan kepiting (Krustasea), gastropoda dan bivalva (Moluska), Cacing (Polikaeta)
hidup di hutan mangrove. Kebanyakan invertebrata ini hidup menempel pada
akar-akar mangrove, atau di lantai hutan mangrove. Sejumlah invertebrata
tinggal di dalam lubang-lubang di lantai hutan mangrove yang berlumpur. Melalui
cara ini mereka terlindung dari perubahan temperatur dan faktor lingkungan lain
akibat adanya pasang surut di daerah hutan mangrove.
Biota
yang paling banyak dijumpai di ekosistem mangrove adalah crustacea dan moluska.
Kepiting, Uca sp dan berbagai spesies Sesarma umumnya dijumpai di hutan Mangrove.
Kepiting-kepiting dari famili Portunidae juga merupakan biota yang umum
dijumpai. Kepiting-kepiting yang dapat dikonsumsi (Scylla serrata) termasuk
produk mangrove yang bernilai ekonomis dan menjadi sumber mata pencaharian
penduduk sekitar hutan mangrove. Udang yang paling terkenal termasuk udang
raksasa air tawar (Macrobrachium rosenbergii) dan udang laut (Penaeus indicus ,
P. Merguiensis, P. Monodon, Metapenaeus brevicornis) seringkali juga ditemukan
di ekosistem mangrove. Semua spesies-spesies ini umumnya mempunyai dasar-dasar
sejarah hidup yang sama yaitu menetaskan telurnya di ekosistem mangrove dan
setelah mencapai dewasa melakukan migrasi ke laut. Ekosistem mangrove juga
merupakan tempat memelihara anak- anak ikan. Migrasi biota ini berbeda-beda
tergantung spesiesnya. Udang Penaeus dijumpai melimpah jumlahnya hingga
kedalaman 50 meter sedangkan Metapenaeus paling melimpah dalam kisaran
kedalaman 11-30 meter dan Parapenaeopsis terbatas hanya pada zona 5-20 meter.
Penaeid
bertelur sepanjang tahun tetapi periode puncaknya adalah selama Mei – Juni dan
Oktober- Desember yang bertepatan dengan datangnya musim hujan atau angin
musim. P. Merquiensis setelah post larva ditemukan pada bulan November dan
Desember dan setelah 3 – 4 bulan berada di mangrove mencapai juvenile dan pada
bulan Maret sampai Juni juvenil berpindah ke air yang dangkal. Setelah mencapai
dewasa atau lebih besar, udang akan bergerak lebih jauh lagi keluar garis
pantai untuk bertelur dengan kedalaman melebihi 10 meter. Waktu untuk bertelur
dimulai bulan Juni dan berlanjut sampai akhir Januari.
Molusca
yang memiliki nilai ekonomis biasanya sudah jarang ditemukan di ekosistem
mangrove karena dieksploitasi secara besar-besaran. Contohnya adalah spesies
Anadara sp saat ini jarang ditemukan di beberapa lokasi ekosistem mangrove
karena dieksploitasikan secara berlebihan. Bivalva lain yang paling penting di
wilayah mangrove adalah kerang darah (Anadara granosa) dan gastropod yang
biasanya juga dijumpai terdiri dari Cerithidia obtusa, Telescopium mauritsii
dan T telescopium. Kerang-kerang ini merupakan sumber daya yang penting dalam
produksi perikanan, dan karena mangrove mampu menyediakan substrat sebagai
tempat berkembang biak yang sesuai, dan sebagai penyedia pakan maka dapat
mempengaruhi kondisi perairan sehingga menjadi lebih baik. Kerang merupakan
sumberdaya penting dalam pasokan sumber protein dan sumber penghasilan ekonomi
jangka panjang. Untuk penduduk sekitar pantai menjadikan kerang sebagai salah
satu jenis yang penting dalam penangkapan di wilayah mangrove.
- Gastropoda
Nama Gastropoda
berasal dari bahasa Latin gaster yang berarti perut dan podos
yang berarti kaki, jadi, gastropoda berarti kelompok hewan invertebra,
bertubuh lunak, yang berjalan dengan perut sebagai alat gerak atau kakinya.
Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral
tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.
Hewan ini ada yang hidup di darat, air tawar, maupun air laut. Anggota
kelas ini adalah yang terbesar dari fillum Mollusca, yaitu sekitar
35.000 – 50.000 spesies, yang masih hidup dan sekitar 15.000 jenis yang telah
menjadi fosil. Karena jenis Gastropoda ini sangat banyak, maka hewan ini mudah
ditemukan.
Bentuk cangkangnya bermacam-macam seperti tanduk, berduri, atau menjari.
Namun ada pula Mollusca yang tidak mempunyai cangkang, misalnya siput
telanjang (Vaginula), jenis ini ada yang hidup di laut dan ada pula yang
hidup di darat.
Gerakan Gastropoda disebabkan oleh kontraksi-kontraksi otot seperti
gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Kaki bagian depan memiliki
kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan,
sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara
mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur
tanpa teriris.
Pada bagian kepala siput terdapat sepasang tentakel (sungut) panjang dan
sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang, terdapat bintik mata. Mata ini
hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel
pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau.
Pernafasan
bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda
yang hidup di air, bernafas dengan insang.
Gastropoda umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora.
Meskipun ada juga yang hidup sebagai omnivora dan karnivora
predator contohnya siput yang ada di laut (Conesnail). Beberapa
contoh siput darat adalah bekicot (Achatina fulica) dan Helix pomatia
(siput kebun).
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat
tanduk. Di dalam mulut terdapat lidah parut atau radula dengan
gigi-gigi kecil dari kitin, yang berfungsi untuk memakan daun. Lidahnya
relatif panjang dan sempit. Hewan ini memiliki kelenjar ludah di kiri kanan
tembolok dan sebuah hati yang terhubung dengan lambung yang terletak di bagian
atas rumahnya Selanjutnya terdapat faring yang berotot, esofagus, tembolok
tipis, lambung yang bulat, usus halus yang berkelok-kelok, dan berakhir di
anus.
Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung. Hasil
ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel.
Sistem respirasi dan sirkulasi menggunakan paru-paru yang disebut pulmonata,
yaitu jaringan di luar dinding luar mantel tempat udara keluar dan masuk.
Sistem peredaran darah adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri
dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh. Darah yang
mengumpul dalam tubuh dan udara dari paru paru dipompa oleh jantung lewat
arteri dalam kepala, kaki, dan organ dalam tubuh.
Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak
(ganglion cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan
ganglion kaki ( pedal). Ketiga ganglion utama ini dihubungkan oleh serat saraf
longitudinal, sedangkan serat saraf longitudinal ini dihubungkan oleh saraf
transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal yang berada di
bawah kaki, terdapat statokis ( statocyst) yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Sedangkan struktur peraba terdapat dalam lapisan epidermis kepala
dan kaki.
Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau
disebut juga ovotestes. Di ovotestes inilah dihasilkan sprema dan ovum.
Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi,
karena masaknya sperma dan ovum tidak bersamaan. Setelah fertilisasi yang
terjadi di hewan betina, maka selanjutnya hewan betina akan mengeluarkan telur
yang telah dibuahi dan biasanya diletakkan dalam lubang tanah sampai menetas
dan akan berkembang menjadi dewasa.
Meskipun
hermafrodit, ada yang disebut gastropoda betina karena menghasilkan ovum dan
ada yang disebut gastropoda jantan karena menghasilkan sperma. Bekicot adalah
hewan yang berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
Contoh lain
dari kelas Gastropoda adalah:
-
Vivipara javanica (kreco)
-
Limnaea trunchatula (Siput
sebagai hospes perantara Fasciola hepatica)
-Melania
testudinaria (sumpil)
-Murex siphelinus
(cangkang berduri dan hidup di laut)•
-Vaginula sp.
(siput telanjang)
-Filicaulis sp.
(siput lintah)
-Murex siphelinus
(cangkang berduri dan hidup di laut)•
-Vaginula sp.
(siput telanjang)
-Filicaulis sp.
(siput lintah)
Siput tak bercangkang dapat ditemukan di laut dan di darat. Warna siput
darat sederhana namun siput tak bercangkang yang hidup di laut kebanyakan
berwarna menyolok dan indah. Beberapa jenis gastropoda dapat dimakan.
Kebanyakan siput laut memakan pelecypoda. Bekecot termasuk gastropoda yang
merugikan pertanian. Berberapa siput merupakan inang perantara bagi cacing.
Mollusca
(dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
- Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
- Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat
bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan
bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang
panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.
- Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral
tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada
beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca
yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti
pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang
berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan
anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada
mollusca bercangkang.
Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti
kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau
menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan
diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan
lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut
juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh
jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup
cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari
lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara
mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan
terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh
hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki
kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan
kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk
lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin,
lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel
menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon
(corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling
berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal,
dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ
seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara
internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan
menjadi larva.
*Keanekaragaman
hewan yang hidup di hutan mangrove:
Kelompok hewan arboreal yang hidup di atas
daratan seperti serangga, ular pohon, primata dan burung yang tidak sepanjang
hidupnya berada di habitat mangrove, tidak perlu beradaptasi dengan kondisi
pasang surut. Burung-burung dari daerah daratan menemukan sumber makanan dan
habitat yang baik untuk bertengger dan bersarang. Mereka makan kepiting, ikan
dan moluska atau hewan lain yang hidup di habitat mangrove.
Kelompok lain yang bukan hewan arboreal adalah
hewan-hewan yang hidupnya menempati daerah dengan substrat yang keras (tanah)
atau akar mangrove maupun pada substrat yang lunak (lumpur). Kelompok ini
antara lain adalah jenis kepiting mangrove, kerang-kerangan dan golongan
invertebrata lainnya. Fauna yang
terdapat di ekosistem mangrove terdiri:
a. Fauna
terestrial kebanyakan hidup di pohon mangrove contoh: insekta, ular, primata,
burung
b.Fauna perairan
- yang hidup
di kolom air; ikan dan udang
- yang
menempati substrat keras /lunak; kepiting, kerang
Klasifikasi fauna pada hutan mangrove berdasarkan habitat Berry (1972):
- Epifauna (surface fauna), adalah fauna yang hidup di atas permukaan tanah
- Infauna, adalah fauna yang hidup di bawah permukaan tanah
Klasifikasi fauna mangrove (Tee, 1982):
a. Kelompok mobile seperti Gastropoda, Krustasea, dan Polychaeta.
b. Kelompok sessile seperti jenis Bivalvia
Klasifikasi fauna pada hutan mangrove berdasarkan habitat Berry (1972):
- Epifauna (surface fauna), adalah fauna yang hidup di atas permukaan tanah
- Infauna, adalah fauna yang hidup di bawah permukaan tanah
Klasifikasi fauna mangrove (Tee, 1982):
a. Kelompok mobile seperti Gastropoda, Krustasea, dan Polychaeta.
b. Kelompok sessile seperti jenis Bivalvia
v Ikan
Ikan penetap sejati yaitu ikan yang seluruh siklus hidupnya dijalankan di daerah hutanmangrove
contoh:
ikan Blodok (Periopthalmus sp).
adaptasi: sistem pernapasan; kantung bervaskularisasi didalam rongga mulut
dan ruangan‐ ruangan insang
•Ikan penetap sementara yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama periode anakan, tetapi saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove
contoh: ikan belanak, ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan
•Ikan pengunjung pada periode pasang yaitu ikan yang berkunjung ke hutan mangrove pada saat air pasang untuk mencari makan
contoh: Krot, ikan Barakuda, Alu‐alu
adaptasi: sistem pernapasan; kantung bervaskularisasi didalam rongga mulut
dan ruangan‐ ruangan insang
•Ikan penetap sementara yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama periode anakan, tetapi saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove
contoh: ikan belanak, ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan
•Ikan pengunjung pada periode pasang yaitu ikan yang berkunjung ke hutan mangrove pada saat air pasang untuk mencari makan
contoh: Krot, ikan Barakuda, Alu‐alu
v
Udang Windu
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau,
badan beruas berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh
ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang
terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian
kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai
besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam
keluarga Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok
udang palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa
disebut udang Penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan
makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang
merupakan primadona ekspor non migas. Permintaan konsumen dunia terhadap udang
rata-rata naik 11,5% per tahun. Walaupun masih banyak kendala, namun hingga
saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang Indonesia
terus bermunculan.